Minggu, 07 Maret 2010

SELAMATKAN DIRI DARI VIRUS MSO2

Mari kita berkenalan dengan satu jenis virus yang kerap menyerang manusia dewasa ini. Tentu saja, ibu rumah tangga termasuk di dalamnya. Apalagi profesi ibu rumah tangga adalah sebuah profesi mandiri. Tidak punya jam kerja yang pasti, tidak ada target-target dari pimpinan, dan tidak pula ada pengawas atau supervisor yang memberikan teguran atas kinerja yang kurang optimal. Sehingga kehadiran waktu luang terkadang justru menjadi bumerang lantaran kehadiran virus ini. Virus MSO2. Apa itu? Mikir Sing Ora-Ora, berasal dari bahasa jawa yang terjemah bebasa bahasa Indonesianya adalah ‘berpikir yang tidak-tidak’. Yang dimaksud tentu saja ‘tidak-tidak’ yang sifatnya negatif. Berpikir yang sifatnya menghayal alias panjang angan-angan termasuk di dalamnya.

Berpikir yang tidak-tidak. Berpikir sesuatu yang seharusnya tidak perlu dipikirkan. Memikirkan sesuatu yang sia-sia. MSO2 bisa berdampak: membesarkan perkara yang sejatinya kecil, membangkitkan lagi luka lama, membuat perasaan-perasaan negatif muncul. Misal, istri mendengar telepon dari seorang perempuan ke suami. Kemudian setelah itu (menurut istri) suami jadi nampak tidak tenang. Tidak bersikap seperti biasa. Kemudian, tanpa bertanya istri sibuk mengembangkan imajinasi tentang suami. Ini bisa lebih parah ketika istri suka membaca, mendengar dan melihat keadaan rumah tangga yang tidak harmonis, penuh perselingkuhan, dan warna-warni rumah tangga penuh cerita dramatis seperti yang biasa di hadir di gosip selebritis. Jangan-jangan suamiku... bla bla bla. Kemudian karena didorong rasa curiga, hape suami diperiksa. Seluruh bajunya dicium siapa tahu ada bau parfum yang berbeda. Kantong-kantong baju dan celana tak luput dari pemeriksaan, siapa tahu ada kertas-kertas mencurigakan, siapa tahu ada tiket ke taman hiburan atau bioskop. Macam-macam. Padahal yang terjadi suami menerima telepon dari perempuan dalam rangka membicarakan sesuatu yang biasa saja. Sedang kegugupan hari itu dikarenakan suami sedang dikejar banyak pihak untuk menyelesaikan tumpukan pekerjaan. Artinya, tidak ada hubungan antara telepon dari perempuan dengan perubahan sikap suami.

Saat virus MSO2 datang, segeralah berdzikir. Ingat Allah dengan hati dan lisan, lalu gerakkan anggota badan untuk persaksian iman. Bisa dengan berwudhu, sholat, baca Al Qur’an atau menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga. Alihkan pikiran ke hal-hal yang positif. Istighfar, lakukan introspeksi.
MSO2 kerap muncul di waktu luang. Jika selalu sibuk mengurus ini itu sampai kekurangan waktu, bagaimana sempat melamun dan memikirkan yang tidak-tidak?
Bagaimana menyikapi waktu luang? Ibu rumah tangga harus punya mimpi. Harus punya cita-cita. Dengan mimpi dan cita-cita itulah waktu luang akan digunakan sebaik mungkin. Daftar kegiatan-kegiatan apa saja yang ingin dilakukan (biasanya kalau sedang banyak pekerjaan yang harus ditangani malah muncul banyak ide untuk melakukan lebih banyak hal). Kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak mendesak namun penting bisa dilakukan saat waktu luang datang. Misal: memilah baju-baju yang sudah tidak terpakai, menjahit baju yang robek, menambal yang berlubang, memasang kancing lepas, menata ulang perabot rumah tangga (biar tidak bosan) atau silaturrahim ke teman atau guru ngaji.

Usahakan untuk melakukan aktivitas fisik dan pikiran secara bersamaan. Misal, melipat baju sambil memikirkan menu masakan. Intinya, jangan biarkan otak dan jiwa berlari-lari, liar tak terkendali, saat sedang melakukan aktivitas yang sifatnya rutin (tidak perlu berpikir). Rumit ya? :-) Apa sih maksudnya?
Mari terus mengupayakan penajaman sisi intelektual. Mari terus mngehidupkan hidup kita dengan cita-cita. Cita-cita bisa apa saja. Saya, misalnya, tetap menggenggam cita-cita sebagai penulis profesional. Maka, waktu luang saya gunakan sebaik mungkin untuk membaca, menulis, merenung, membuat coretan bahan tulisan, dan hal-hal yang terkait dengan itu.

Bagaimana jika belum memiliki cita-cita? Kenali diri dan hobi. Hobi itu bisa dikembangkan menjadi profesi. Misal suka masak, bisa dijadikan cita-cita punya katering yang terkenal. Suka menjahit, bisa mencita-citakan punya butik sendiri. Suka membuat aneka kerajinan, bisa dikembangkan menjadi home industri yang merekrut banyak tetangga sebagai karyawan (membantu pemerintah mengatasi masalah pengangguran), dll, dsb.
Miliki cita-cita, isilah waktu untuk memperjuangkan wujudnya. Jangan cuma dihayalkan.
Apakah berhayal tidak boleh?
Berhayal berbeda dengan bercita-cita. Berhayal kerap terjadi pada orang yang menginginkan sesuatu, tetapi dia membenamkan diri dalam angan-angan, sedang bercita-cita menginginkan sesuatu kemudian mengusahakannya.
(Soal cita-cita, kita bicara lebih lanjut di ‘Wahai Ibu, Genggam Dunia Cita-citamu’)

Tidak ada komentar: